Beda tempat beda juga cara penyajiannya. Begitu pula halnya dengan cara pengemasan penganan di Pasar Klatak. Pada umumnya tempe dibungkus menggunakan daun pisang atau plastik. Tapi bagaimana ya jika tempe dibungkus dengan daun jati? mungkin ini menjadi pengalaman unik bagi kamu yang baru pertama kali melihatnya.
Di pasar tradisional Klatak Desa Serang, Kabupaten Blitar pedagangnya membungkus tempe dengan daun jati berukuran sangat lebar. Daun jati yang dipakai adalah daun jati yang masih muda. Cara penyajian ini sudah dilakukan semenjak berpuluh tahun yang lalu oleh para pedagang di Pasar Klatak.
Suburnya pohon jati di selanjang jalan Desa Serang membuat masyarakat sekitar memanfaatkan daun jati sebagai pembungkus tempe. Daun jati akan dibungkuskan ke tempe sesuai dengan keinginan pembeli. Supaya tempe tidak jatuh, maka pedagang tempe akan mengikat daun jati dengan sehelai bambu. Harga tempe berbungkus daun jati masih tergolong murah, yaitu Rp3.000 untuk ukuran kecil. Besar kecil ukuran tempe tergantung dari seberapa banyak pembeli ingin membelinya.
Nyaris tak ada plastik dalam pengemasannya. Para pedagang tempe di Pasar Klatak hingga saat ini masih terus menjaga tradisi pengemasan tempe daun jati yang telah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan RI.
Sejak didirikan sekitar tahun 70-an, Pasar Klatak buka setiap Wage dan Legi kalender Jawa. Hal ini untuk memastikan pembeli datang berduyun-duyun memenuhi kebutuhan hariannya. Pasar Klatak hanya buka tiga jam yakni sejak pukul 05.00 hingga 08.00 pagi pada Wage dan Legi.
Posting Komentar untuk "Bukan Daun Pisang atau Plastik, Di Pasar Klatak Tempenya Dibungkus Daun Jati"